PJ Gubernur Sebut Luwu Timur Daerah Terluas Alami Kebakaran Hutan dan Lahan Tahun Ini

POTO KLIK – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) meluas di Sulawesi Selatan, mengakibatkan luas area terbakar mencapai 284,45 hektare. Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, mengungkapkan data ini dalam Rapat Koordinasi Penanganan Karhutla di Kantor Gubernur Sulsel, Makassar, hari Kamis, 12 Oktober 2023.

Menurut Bahtiar Baharuddin, sembilan kabupaten di Sulsel terdampak, dengan Kabupaten Luwu Timur menjadi wilayah terluas yang terkena dampak sebesar 55,5 hektare, diikuti oleh Kabupaten Gowa 37,6 hektare, dan Kabupaten Bantaeng 28,36 hektare. Kebakaran paling meluas terjadi di Areal Penggunaan Lain (APL) mencapai 185,59 hektare, sedangkan kawasan hutan terbakar mencapai 98,86 hektare.

“El Nino memicu perubahan pola cuaca di seluruh dunia, termasuk di Sulsel. Salah satu dampak utama El Nino adalah peningkatan risiko kebakaran hutan dan lahan,” kata Bahtiar Baharuddin dikutip dari Pojoksatu.com.

Dia menekankan bahwa Karhutla bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga berdampak besar pada kesehatan masyarakat, ekonomi, dan kehidupan sehari-hari. Kebanyakan kebakaran besar hutan dan lahan di Sulsel disebabkan oleh pembakaran sampah dan pembukaan lahan dengan cara membakar.

Bahtiar Baharuddin memerintahkan tindakan konkret untuk mencegah dan mengatasi Karhutla. Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan masyarakat diminta untuk mengambil peran dalam menangani permasalahan tersebut.

Langkah-langkah proaktif telah diinstruksikan, termasuk pengendalian operasional melalui sistem Satgas Patroli Terpadu yang melibatkan masyarakat. Program edukasi masyarakat akan ditingkatkan, dan praktik-praktik berkelanjutan dalam pengelolaan lahan, termasuk penghijauan dan pengelolaan hutan berkelanjutan, akan didorong.

Peta risiko Karhutla juga akan dibuat untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang rentan. Sistem peringatan dini yang memberikan informasi cepat tentang potensi kebakaran hutan akan dibangun, memastikan bahwa informasi peringatan dini mudah diakses oleh masyarakat.

“Kita tidak boleh lupa bahwa ini adalah masalah yang memengaruhi nyawa manusia, satwa liar, dan ekosistem kita. Ini juga merugikan ekonomi kita, terutama dalam sektor pertanian dan pariwisata,” pungkas Bahtiar Baharuddin, menegaskan pentingnya penanganan Karhutla untuk melindungi masyarakat dan lingkungan Sulsel.***

Komentar