“Dan beberapa korban yang luka pada peristiwa Walmas berdarah di tahun 2013, tentunya ini yang menjadi kobaran api didalam diri setiap Wija To Luwu untuk terus menggaungkan pemekaran Luwu Tengah,” jelasnya.
Reza mengungkapkan dalam aksi tersebut pihaknya membawa lima tuntutan, pertama mendesak presiden mencabut moratorium, mendesak Mendagri untuk memprioritaskan DOB Luwu Tengah.
“Kemudian usut tuntas kasus penembakan Walmas berdarah, stop diskriminasi Luwu Tengah dan terakhir tegakkan supermasi hukum di Sulawesi Selatan,” pungkasnya.***
Komentar