POTO KLIK – Ironi! Siswa SDN 478 Barowa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan yang nekat menyebrangi sungai dengan rakit mendapat sorotan dari Ketua DPR RI Puan Maharani.
Rakit yang digunakan siswa SDN 478 Barowa untuk kesekolah itu,terbuat dari gabus. Menurut Puan, hal itu ironis di balik pembangunan kota yang masif tapi masih ada sarana sekolah yang sangat memprihatinkan.
“Perjuangan siswa-siswa di Kabupaten Luwu itu sungguh luar biasa. Mereka bertaruh nyawa demi mendapatkan pendidikan,” kata Puan dalam keterangan tertulisnya, Selasa 13 Juni 2023, dikutip Potoklik.id dari Detiknews.
Baca Juga: Ketua Tim Penggerak PKK Luwu Timur Target Penurunan Stunting Dalam Tiga Bulan
“Kenyataan ini sekaligus menjadi ironi untuk kita semua. Di saat pembangunan besar-besaran terjadi di Ibu Kota dan kota-kota besar lain, masih ada anak-anak kita yang harus berangkat sekolah dengan sarana yang sangat memprihatinkan,” lanjut Puan.
Dengan kejadian itu, Puan mendorong pemerintah pusat turun langsung ke daerah yang infrastrukturnya tidak mendukung akses anak-anak dalam menjangkau sekolah. Ia menekankan langkah tersebut sangat penting dan tepat dalam menangani masalah pendidikan di daerah terpencil.
“Salah satu faktor kunci yang mempengaruhi aksesibilitas pendidikan adalah infrastruktur yang memadai. Sayangnya, banyak daerah di Indonesia, terutama yang terletak di daerah terpencil, masih menghadapi tantangan serius dalam hal infrastruktur yang tidak memadai,” Jelas Puan.
Bukan hanya Pemerintah Pusat, Puan juga meminta Pemerintah Daerah dan pihak sekolah dapat memberikan dispensasi dan alternatif sistem belajar lain untuk sementara waktu untuk para siswa tersebut. Puan mengingatkan, jembatan yang ambruk bukan merupakan kesalahan siswa sehingga dampaknya tidak boleh ditimpakan kepada mereka.
Baca Juga: Lima Youtuber Indonesia Dengan Penghasilan Miliar Rupiah Per Bulan
“Paling tidak sekolah bisa memberikan materi pelajaran yang memungkinkan para siswa tersebut mempelajari secara mandiri di rumah 2 atau 3 kali seminggu agar tidak perlu tiap hari mereka ke sekolah untuk sementara waktu,” ungkapnya
“Atau bisa juga dengan menerapkan sistem pembelajaran online seperti yang dilakukan saat pandemi COVID-19 melanda. Pemerintah harus bisa menghadirkan solusi yang tidak merugikan siswa belajar,” imbuh Puan
Puan juga mendorong pemerintah secara berkala melakukan evaluasi terhadap kelayakan infrastruktur di daerah-daerah. Selain itu, Puan meminta penerapan program pembangunan daerah harus memperhatikan urgensi yang ada.
“Masih banyak siswa sekolah di daerah-daerah yang harus melewati kawasan sepi, daerah perladangan dan perbukitan dengan medan jalan yang cukup sulit setiap hari untuk menjangkau sekolah,” tuturnya.
Puan mengatakan anak-anak harus didukung dengan ketersediaan infrastruktur dan fasilitas yang layak diwujudkan oleh pemerintah setempat. Ia mengingatkan, pendidikan yang layak merupakan amanat konstitusi dan hak anak yang harus dipenuhi.
“Pemerintah perlu menyusun kebijakan yang mendukung pengembangan infrastruktur pendidikan, alokasi anggaran yang memadai, serta mengoptimalkan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam menangani masalah ini,” tegas Puan.
Baca Juga: Kejari Luwu Timur Kini Kantongi Nama Yang Diduga Terlibat di Jembatan Mangkrak Matano
Di lain sisi, Puan menekankan anak-anak di daerah memiliki hak yang sama untuk mendapatkan akses pendidikan, kesehatan, dan perlindungan seperti anak-anak di perkotaan.
“Perjuangan anak-anak di daerah tidak boleh disia-siakan atau diabaikan. Sudah menjadi tugas negara memastikan semua anak negeri memperoleh pendidikan dan fasilitas pendukungnya dengan optimal,” ujarnya.
“Ketersediaan infrastruktur dan fasilitas yang layak sangat penting dalam mendukung perkembangan dan kesejahteraan anak-anak”, sambung Puan.
Puan menilai investasi dalam pembangunan infrastruktur dan fasilitas yang memadai di daerah merupakan investasi jangka panjang untuk masa depan generasi penerus bangsa. Puan menyebut, anak-anak inilah yang akan memajukan negara secara keseluruhan.
“Pemerintah harus memastikan bahwa sekolah-sekolah di daerah terpencil memiliki guru yang berkualitas, sarana belajar yang memadai, dan program pendidikan yang merata sebagai investasi kita kepada penerus bangsa ini,” urainya.
Baca Juga: Bupati Toraja Utara Polisikan Warganya, Laporannya Terkait ini
“Ingatlah, mereka adalah generasi penerus yang merupakan masa depan bangsa Indonesia,” tutup Puan.
Sebelumnya, peristiwa miris dialami beberapa siswa SDN 478 Barowa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel). Mereka menyeberangi sungai dengan rakit yang terbuat dari gabus demi bisa ke sekolah karena jembatan penyeberangan rusak diterjang banjir.
Pantauan detikSulsel di Desa Barowa Kecamatan Luwu, Kabupaten Luwu Sabtu (10/6), siswi SDN 478 Barowa Andita bersama tiga temannya menaiki rakit yang terbuat dari gabus. Para siswa itu berpegang pada tali membentang yang menghubungkan rakit ke seberang sungai.
Tiga temannya terlihat jongkok saling berdempetan menjaga keseimbangan rakit agar tidak terbalik. Sementara itu, Andita bertugas menarik tali penghubung untuk sampai ke seberang sungai.
“Tiap hari menyeberang pakai gabus sama teman-teman. Tidak takut,” kata Andita kepada detikSulsel, Sabtu (10/6/2023).
Seorang warga Desa Borowa Muhlis mengungkapkan anak-anak di Desa Borowa sudah menggunakan rakit untuk ke sekolah karena jembatan rusak tersapu banjir pada awal Mei 2023.
“Kurang lebih sebulan anak-anak menggunakan ini (rakit) ke sekolah, biasa kami juga antar menggunakan perahu. Kalau pulang sekolah dijemput lagi,” ungkapnya.
“Biasa juga terbalik karena itu kan cuma rakit gabus jadi keseimbangannya tidak terlalu bagus, anak-anak jatuh ke sungai. Untung waktu itu airnya tidak terlalu tinggi, biasanya ketinggian airnya sampai 2 meter, apalagi kalau hujan anak-anak sudah tidak ke sekolah,” ungkapnya. ***