Karier wanita cantik 28 tahun tersebut boleh dibilang cukup baik. Itu dibuktikan dengan hasil penjualan yang mobil yang diunggah melalui media sosial facebooknya selalu menarik perhatian konsumen.
Banyak yang mengatakan, jika polisi serius untuk mengusut kasus tersebut maka ada baiknya penyelidikan dilakukan dengan menelusuri dimana ditempat korban bekerja.
“Memang harus seperti itu. Apalagi kematiannya tidak wajar dan sempat dikabarkan hilang, padahal saat itu korban masih berstatus karyawati di perusahaan yang dimaksud,” kata Om Edo, kepada wartawan, Minggu, 9 Maret 2025.
Seperti yang sudah disampaikan saat konfrensi pers bersama beberapa awak media, lanjut dia (Om Edo), kasus FE menjadi tolak ukur bagi aparat penegak hukum untuk membuktikan ke masyarakat tentang capaian kinerja Polri dimata publik.
“Sudah satu tahun, tetapi belum ada perkembangan berarti, padahal sudah banyak titik terang yang ditemukan,” katanya, saat jumpa pers belum lama ini.
Korban kata Parengnge’ Karatuan, adalah warga adatnnya di Uraso.
Dan kebetulan Om Edo send parengnge’ karatuan.
“Daya betul-betul geram melihat kinerja polres palopo. Saya istilahkan seperti kura-kura lambat sekali mengungkap siapa pelaku pembunuhan sadis almarhumah Feny mulai dari kakek bapaknya saya kenal baik lalu saya bandingkan dengan kasusnya JS dulu padahal hampir sama sadisnya pelaku hanya dalam hitungan minggu pelaku sudah ditemukan sedang almarhumah Feny sudah lebih 1 tahun pelaku belum juga ditemukan,” paparnya.
Edward menyebut Feni Ere merupakan rumpun keturunan dari masyarakat Uraso yang berada di Kecamatan Bastem, Luwu. Dia menjelaskan kabar hilangnya Feni sejak Januari 2024 merupakan luka mendalam untuk masyarakat Uraso.
“Kami meminta polisi segera mengungkap pelaku yang tega berbuat keji terhadap keluarga kami. Ini sudah terlalu lama,” ungkapnya.
Edward pun mengancam pihaknya akan melakukan aksi di Polres Palopo jika polisi tidak segera memberikan kejelasan. Dia menilai polisi lamban mengungkap perkara tersebut.(itg)
Komentar