POTOKLIK.ID – Ipda Estepanus Sampe Pago adalah salah satu dari empat orang penerima hadiah umrah dari Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) Irjen Pol Andi Rian R Djajadi. Ipda Estepanus Sampe Pago merupakan mualaf.
Nama Ipda Estepanus Sampe Pago, keluar sebagai penerima hadiah umroh gratis. Itu diberikan Kapolda Sulsel Irjenpol Andi Rian Djajadi, pada peringatan HUT Lutim ke 21 Tahun.
Jum’at, (03/05/24), sekitar pukul 21.00 WITA, di atas panggung Stadion Andi Hasan Opu To Hatta, Bupati Luwu Timur, Budiman bersama Kapolres Luwu Timur AKBP Zulkarnain, mengumumkan para penerima umroh gratis. Ada empat orang yang akan diberangkatkan ke tanah suci.
Nama Kapolres Luwu Timur, AKBP Zulkarnain sesungguhnya sempat disebutkan sebagai pemenang. Namun, ia meminta agar digantikan. Hingga nama yang keluar yakni Trisno Sahibuddin. Trisno seorang Imam Masjid Besar At- Taqwa di Kecamatan Burau.
Kemudian, Ridwan. Ia marbot di Masjid Al Muhajirrin, Desa Mulyasri di Kecamatan Tomoni. Selanjutnya Djama. Ia seorang penggali kubur di Kecamatan Malili. Dan yang terakhir, Ipda Estepanus Sampe Pago.
Estepanus sendiri, Kanit SPKT di Polsek Nuha, Polres Luwu Timur. Ia tak menyangka, namanya keluar sebagai penerima hadiah umroh gratis. Bahkan istrinya, Ernawati Jabir pun belum percaya. Suaminya akan berangkat ke tanah suci tahun ini.
“Saya sudah sampaikan ke istri saya, tapi sampai sekarang belum percaya. Dikiranya saya bercanda,” kata Estepanus, dikutip dari Fajar, Sabtu (04/05/24).
Estepanus mengaku seorang mualaf. Ia memeluk Agama Islam pada tahun 2004. Saat itu, ia akan menikahi perempuan yang ia cintainya, Ernawati Jabir.
“Awalnya saya mualaf karena menikah. Tetapi seiring waktu berjalan, saya berpikir kalau mau mandi harus basah sekalian. Jadi harus belajar. Saya beli buku tata cara salat, kemudian salat di rumah sesuai petunjuk,” ungkapnya mengenang.
Memang tidak mudah, bahkan Estepanus masih kerap meninggalkan salat lima waktu. “Saat itu saya masih tugas di Polmas. Kemudian pindah tugas di Polsek Mambi, dan sekitar satu tahun lebih memperdalam ilmu agama. Saya mulai belajar surat trikul,” tuturnya.
September, 2007, Estepanus dimutasi di Luwu Timur. Ia masih belajar agama Islam secara mandiri. Hingga pada tahun 2012, barulah ia kenal dengan Ustad Muh Tauhid, Imam Masjid Nurul Afiat di Sorowako.
“Istri saya akrab dengan istrinya pak ustadz. Kemudian dikenalkan saya dengan pak ustadz. Ia sarankan saya belajar huruf hijaiyah. Jadi saya les privat dengan pendidikan khusus. Hanya dua puluh kali pertemuan,” sambung Estepanus.
Tiga bulan belajar privat dengan Imam Masjid, kemampuannya semakin meningkat. Bahkan Ustadz Muh Tauhid tak repot lagi mengejar secara privat. Estepanus yang mendatanginya ke Masjid.
“Jadi saya cari pak imam ke masjid. Saya sudah ketagihan belajar. Akhirnya, mulai dikasi baca Al-Qur’an. Sekitar tiga bulan sudah bisa. Kemudian saya dibuatkan kelas. Kita ada sekitar 13 orang tapi yang aktif sekitar enam sampai tujuh orang. Kita dipimpin murabbi untuk menyetor hafalan di juz 30,” tuturnya.
Tak cukup sampai disitu saja, Estepanus mengikuti Tarbiah. Disini, ia menghafal hadits -hadits pendek. Puljami, lalu bab adab, halaqal tarbiah. “Alhamdulillah sudah lancar baca Qur’an. Sisa mempermantap bacaan, sekaligus memahami hadits,” katanya lagi.
(*) Kecelakaan Hebat Menimpa, Dua Minggu Sebelum Berangkat Umroh
Ilmu agama Islam yang dipelajari Estepanus memantapkan dirinya bersama istri berangkat umroh pada tahun 2017. Namun, dua Minggu sebelum berangkat, ia mengalami kecelakaan hebat.
Mobil yang dikendarai Estepanus di Jalan Poros Sorowako-Malili mengalami kecelakaan. Mobilnya terguling. “Saya masih ingat betul, waktu itu mobil terputar di udara. Seperti di blender rasanya. Saya yang bawa mobil terlepar ke kursi penumpang. Dan atap mobil itu menginjak aspal. Betul-betul terputar,” kenangnya lagi.
Ia bersyukur, kecelakaan mobil itu tidak membuatnya mengalami luka parah. Hanya menyisakan luka goresan pada bagian hidung. “Mungkin saja saat itu Allah membersihkan saya. Saya pasrah atas kehendak Allah,” imbuhnya dengan nada rendah.
Kini, ia mendapat panggilan lagi ke Tanah Suci. Namun ada hal yang berbeda. Ia tak lagi berangkat bersama istrinya. “Bagaimana di, ini agak canggung berangkat sendiri. Ini beda. Makanya saya agak berpikir. Karena ini diluar dari rencana. Tidak pernah terbayangkan, akan dapat hadiah seperti ini dari Allah,” bebernya.
Mengajak istrinya berangkat ke tanah suci lagi penuh pertimbangan. Sebab, istrinya sudah melaksanakan Ibadah Haji tahun lalu, 2023. “Insyaallah, inilah yang,” tutupnya tersenyum.***